affiliate marketing

Darah Kelelawar

Ku rasakan semuanya mengalir dalam darahku. Air mata ku terus keluar dan kali ini bukan lah bening yang ku lihat tapi merah darah yang terus mengalir.

aku terus meratapi hidupku ini, tak kuasa untuk menahan sosok setan yang ada dalam diriku.

ku tatap wajah ku di cermin, namun yang kulihat bukanlah sosok wajahku. Tampak menyeringai senyumnya tajam di cermin. ya dialah sosok siluman kelelawar.

sosok yang telah bersembunyi dalam darah keluargaku. turun temurun diwariskan dari seorang ayah kepada anak laki-lakinya.




Namun apalah yang bias kulakukan? Ini adalah takdirku… takdir seorang manusia berdarah kelelawar. Mungkin lebih familiar kalau aku disebut sebagai vampire, inilah yang terkadang membuat aku tersenyum bahagia karena tidak semua orang bias menikmati karya Anna Rice di kehidupan nyata.

Terkadang aku berharap agar bias lepas dari kutukan ini, berubah menjadi sesuatu yang dapat dapat dikenali cermin sebagai manusia biasa.

kini tepat malam jumat kliwon, malam diriku dituntut untuk “minum” lagi. Aku benci semua ini…

tapi apa? Inilah satu-satunya jalan agar aku bias lepas dari kutukuan ini. 100 darah wanita? Yang benar saja. Sering kulontarkan kutukan-kutukan terhadap leluhurku yang bersukutu dengan iblis. Namun aku sadar, Aku hanyalah bidak dalam permainan mereka.

Kalau tak kulakukan ini, tidak hanya diriku saja yang akan mati. Semua saudara perempuanku akan turut menjadi tumbalnya.

HP ku berbunyi dan ternyata dia menelepon ku. Eva, gadis 19 tahun yang sudah 1 tahun ini selalu menjadi pendamping hatiku. “Sayang, kamu dimana? Bias jemput aku ga? Aku dikantor nih…” ucapnya.

Aku menjawab permintannya dan langsung mengambil motor ku yang saat itu belum ku masukan kedalam garasi.

Ratusan meter sudah kulalui, disertai bayang kecemasan akan tuntutan ku yang terus membayangi. Terkadang aku membayangkan ketika aku meminum darah kekasihku, menangis meratapi kepergiannya. Namun inilah satu-satunya cara agar aku dan keluargaku dapat melangsungkan hidup. Tidak! Aku tidak mau membunuh Eva. Cukup banyak gadis yang menjadi korbanku, namun aku tidak mau dia menjadi salah satunya. Aku mencintainya, aku tidak mau kehilangan dirinya…

Aku terus mencoba melawan pikiranku yang terus mendorong untuk melakukannya. Konsentrasiku mulai terganggu. Sadarku perlahan mulai menghilang. Malam itu darah merah mentes dari mataku.

Air mataku tak henti-hentinya keluar. Kucakar muka ini dan kubenturkan keras kepala ini kebatu. Sekali lagi dosa besar telah kulakukan. Ketika kesadaran datang menghampiriku yang kulihat adalah Eva yang berlumuran darah.. ya.. berlumuran darah karena perbuatanku…

Dia adalah wanita ke 100 yang harus merasakan gigitanku. Wanita terkahir yang membuatku sedikit lega. Namun apa? Dia adalah satu-satunya wanita yang kucintai. Yang kusayangi lebih dari apapun.

Kini wajahnya mulai mengering, darah merahnya mulai habis keluar deras dari lubang dilehernya.

Ku tatap wajahnya tersenyum bahagia. Tangannya dengan tenaga yang masih tersisa menggenggam tanganku…

Diriku semakin hancur ketika tau dia masih mau memegang tanganku setelah apa yang aku lakukan. Ketika aku merasakan darahmu, begitu merah, lezat dan menggairahkan.

Hatiku mati disertai kepergiannya untuk selamanya…

0 comments:

Post a Comment

Please give your comment about this post here...