affiliate marketing

My Wife's Sweet Revenge

Tampak seorang laki-laki muda berwajah tampan tergeletak lemas di atas lantai. Darah keluar dari dahinya yang tampaknya terbentur benda yang cukup keras. Disampingnya tampak wanita cantik yang terus mengelus-elus rambut laki-laki itu. “sayang, kamu masih hidupkan? Bagaimana rasanya?” senyum wanita itu melebar ketika mengucapkan kata2 itu pada si lelaki.
 
Si wanita itu bangkit dan berjalan perlahan menuju kompornya yang sedari tadi sedang memanaskan air di panic yang ukurannya lebih dari cukup kalau digunakan untuk menyembunyikan seorang bayi.
Dibukanya panic itu dan tampak air yang telah mendidih bersahutan saling bergantian. Senyumnya semakin melebar dan tawanya mulai keluar semakin keras menyeramkan.

“Ha ha ha hai hi hi hi hi….”
“kamu tau apa yang sedang kumasak ini John?”
“hihihi, seharusnya kamu ikut menikmati pesta ini”
“makan malam bersamaku, dengan hidangan utama sup otakmu…”


Laki-laki itu nampaknya mulai mendapatkan kesadaraanya kembali secara perlahan. Dipandangnya seorang wanita cantik yang ternyata adalah istrinya sendiri sedang tertawa cekikikan sambil melihat isi panic yang tampak sudah berasap panas. John, si wanita itu memanggilnya demikian. Dia mulai mencoba berdiri dengan kekuatannya yang masih tersisa dan bergerak perlahan menuju pintu. Namun dari belakangnya si wanita itu dating bergegas mengambil pisau tajam yang biasa digunakannya untuk memotong sayur-sayuran dan bergerak cepat menghampiri John.
“srreeesshhh!”
Mata pisau itu meliuk dan menyanyat punggung John.
“Arrrrkkhhh!” teriakan john memecahkan keheningan ditempat itu. Tubuhnya oleng kehilangan keseimbangan dan terjatuh kedepan menabrak pintu. 

Si wanita mendekati pintu dan mengkuncinya sebelum si laki-laki itu sanggup untuk meninggalkan ruangan itu. Kondisi ruangan itu menjadi sangat berantakan dengan darah bercecean dimana saja. Kursi dan meja mahal yang sebelumnya tertapa rapi menghadap ke televise kini sudah terbalik tak karuan dengan beberapa kakinya telah patah. Pecahan kaca dari figura foto besar yang tergantung ditembok pun turut sert berserakan di lantai.
Si wanita itu menyeret kaki john dan membawanya mendekat ke panic yang sedari tadi sudah bergoncang karena uap air yang sudah sangat panas. Di ambilnya pisau tadi dan mulai didekatkan ke kaki si pria.
“suamiku, sekarag biarkan aku memberitahumu”
“balas dendam adalah sesuatu yang sangat manis. Ini bagaikan harapan dunia yang selama ini ku idamkan. Sebentar lagi kau akan mengetahuinya. Cintaku selama ini hanyalah permainan. Acting yang ku buat tanpa celah sedikitpun. Sebuah sekenario yang ku tulis semenjak kita smp dulu.”

Si wanita menghentikan perkataannya sambil menengok ke laki-laki itu yang masih belum menunjukan tanda-tanda kesedaran setelah serangan pisau tadi.
Disayatnya lagi kaki laki-laki itu dan membuatnya mulai tersadar dan mengeluarkan rintihan lirih.

“hehehe… ingatkah kau akan seorang gadis cilik berambut ikal yang pernah kau nodai 5 tahun yang lalu?”
“gadis cilik polos yang dengan sebegitu teganya kau hancurkan keperawanannya hanya demi hasrat setanmu itu?”
“Gadis cilik yang kau siksa dan buang di pinggir sawah begitu saja?”
“Tahukah kau perasaanya? Perasaan seseorang yang masih belum paham betul arti dunia ini yang kau hancurkan hanya dalam satu malam saja?”
Si wanita itu kembali menghentikan perkataanya dan terdiam beberapa saat.
“ka.. kau.. da dari mana..”
“dari mana aku tahu semua itu?” potong si wanita itu.
“Hahahahahahahahaha”
“kau pikir aibmu itu akan terus tersembunyi begitu saja didalam otakmu yang hancur itu?”
“hahahaha… iya, akulah gadis itu.”
“akulah yang 5 tahun lalu kau perkosa dan siksa”
“akulah yang 5 tahun lalu kau hancurkan masa depannya begitu saja”
“dan lucunya kini kau malah menikahi ku tanpa tahu siapa aku sebenarnya…”
“hahahahaha”

Wanita itu kembali terdiam dan kali ini dia bangkit mengambil tali dan perlahan-lahan mengikatkannya ke kaki dan tangan suaminya.
John hanya bias pasrah mengetahui sudah banyak darah yang keluar dari dahi dan punggungnya. Tubuhnya lemas, nafasnya mulai tak beraturan. Dengan sekuat tenaga dia usahakan agar tidak sampai kehilangan kesadarannya lagi.

“tahukah kamu suamiku, didalam kisah yang sudah aku tulis lama ini semuanya akan berakhir happy ending”
“Kita berdua akan mati bahagia dan selalu bersama selamanya…”
“ka.. kau su.. dah gila…” rintih John.
“DIAM!!!”
“Kau sendiri lebih kejam dariku! Kau pikir aku tidak merasakan ketakutan saat kau merenggut semua miliku?”
“kau lah yang lebih gila!”
“kau lah perwujudan setan yang sebenarnya!”
“kali ini kau lah yang akan merasakan rasa sakitnya!”

Ditikamkannya pisau itu berkali-kali ke punggung, kaki dan leher lelaki itu. Seoalah menikmati semua perbuatannya, wanita itu tertawa cekikikan bahagia melihat suami yang telah menghancurkannya berdarah-darah dengan puluhan tusukan bersarang di beberapa bagian tubuhnya. Tentunya jelas john sudah tak bias kuasa apa-apa lagi selain meneriakan ras sakit yang diterimanya itu. Namun apa daya, energinya sudah hilang walau hanya untuk sekedar mengeluarkan suara. Hanya didalam hati dia menjerit saat tusukan tajam pisau itu menembus kulit dan mengoyak dagingnya. Hanya beberapa detik saja dan ruangan itu bertambah horror dengan daging dan darah yang berserakan dimana-mana.

“suamiku.. suamiku..”
“suamiku.. suamiku..”
“kenapa kamu meninggalkan aku?”
“aku harus bagaimana kalau kamu tidak ada?”
Ucap wanita itu sambil membersihkan darah yang banyak terciprat di wajahnya.
diambilnya ember yang cukup besar dan satu persatu dimasukannya john yang sudah tak tersusun utuh itu ke dalam ember.

60 menit berlalu, si wanita mengangkat panic yang airnya sudah meletup-letup sedari tadi.
Dengan lirihnya dia berucap “ this is it, daging rebus kasih saying ala cheff Susi…”

1 comments:

Post a Comment

Please give your comment about this post here...